perbedaan sistem pertahanan tubuh spesifik dan nonspesifik


Judul : perbedaan sistem pertahanan tubuh spesifik dan nonspesifik
link : perbedaan sistem pertahanan tubuh spesifik dan nonspesifik


perbedaan sistem pertahanan tubuh spesifik dan nonspesifik

sistem Kekebalan Tubuh Spesifik merupakan pertahanan tubuh terhadap patogen tertentu yang masuk ke dalam tubuh. Sistem Kekebalan Tubuh Spesifik bekerja apabila patogen telah berhasil melewati sistem pertahanan tubuh nonspesifik. Sistem Kekebalan Tubuh Spesifik ini biasa disebut dengan sistem kekebalan tubuh yang merupakan garis pertahanan ketiga dari tubuh.

Pertahanan tubuh nonspesifik pada permukaan tubuh disokong oleh pertahanan tubuh spesifik atau sistem kekebalan tubuh (imunitas) yang memiliki kekuatan yang lebih besar menghadapi penyerang (patogen) tertentu.

Pertahanan tubuh spesifik ini dipicu oleh antigen (antibody generating), zat asing yang menjadi bagian permukaan virus, bakteri, atau patogen lain. Semua zat asing yang memicu sistem kekebalan tubuh disebut antigen. Antigen dapat berupa karbohidrat, lemak, atau protein. Sistem tubuh memiliki ciri-ciri khusus (spesifik), yaitu mengingat dan mengenali mikroba patogen atau zat asing.

Sistem kekebalan tubuh memiliki kemampuan untuk mengenali dan menghancurkan patogen dan zat asing tertentu. Sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap antigen tertentu dengan mengaktifkan sel limfosit dan memproduksi protein khusus yang disebut antibodi. Selain pada mikroorganisme patogen, antigen terdapat juga pada zat asing seperti kulit atau jaringan hasil cangkok organ.

Pertahanan tubuh spesifik disebut juga dengan Sistem Kekebalan Tubuh (Imunitas). Sistem ini bekerja bila pathogen berhasil melewati pertahanan tubuh nonspesifik. Sistem kekebalan tubuh ini merupakan pertahanan garis ketiga dari sistem pertahanan.

Sistem kekebalan tubuh mempunyai ciri-ciri khusus (spesifik), yaitu mengingat dan mengenali mikroba patogen atau zat asing (antigen). Sistem kekebalan tubuh memiliki kemampuan untuk mengenali dan menghancurkan patogen dan zat asing tertentu.

Sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap antigen tertentu dengan mengaktifkan sel limfosit dan memproduksi protein khusus yang disebut antibodi. Sistem kekebalan tubuh mampu mengingat antigen yang pernah menyerang dan telah mempersiapkan diri lebih baik dan efektif jika patogen tersebut menyerang kembali.

Yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh adalah Sel Limfosit dan Antibodi. Sel limfosit terdiri dari Sel Limfosit B dan Limfosit T. Berikut akan dijelaskan secara detail pada point-point tersendiri.

Sistem pertahanan tubuh non spesifik merupakan sistem pertahanan tubuh garis pertama yang ada dalam tubuh kita. Sistem pertahanan non spesifik ini tidak membedakan mikroorganisme patogen satu dengan yang lainnya. Patogen adalah mikroorganisme yang menyebabkan penyakit.

sedangkan :
Sistem pertahanan tubuh non spesisfik ini bekerja pada saat ada suatu benda asing (antigen) yang masuk kedalam tubuh kita. Dalam hal ini biasa disebut infeksi yaitu masuknya organisme pathogen kedalam tubuh inangnya. Sistem pertahanan ini meliputi kulit dan membrane mukosa, Sel-sel fagosit, protein antimikroba.
  • Kulit dan membrane Mukosa
  • Sel-sel Fagosit
  • Protein Antimikroba
Ketika tubuh terinfeksi oleh bakteri maka tubuh akan merespon dengan reaksi peradangan dan demam. Radang menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan sel-sel tubuh yang disebabkan oleh infeksi. Radang ini bisa berupa bisul, bengkak dan radang.

Respons Tubuh pada Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik
Infeksi mikroba patogen direspons oleh tubuh dengan reaksi peradangan (inflamasi) dan demam. Radang merupakan reaksi tubuh terhadap kerusakan sel-sel tubuh yang disebabkan oleh infeksi, zat-zat kimia, ataupun gangguan fisik lainnya, seperti benturan dan panas. Gejala radang dapat berupa sakit, panas bengkak, kulit memerah dan gangguan fungsi dari daerah yang terkena radang. Bisul, bengkak, dan gatal merupakan beberapa bentuk peradangan. Demam merupakan salah satu respons tubuh terhadap radang. Ketika demam, suhu tubuh akan naik melebihi suhu tubuh normal.

 Bakteri, virus, sel-sel kanker, dan sel-sel yang mati menghasilkan zat yang disebut pyrogenexogen. Zat tersebut merangsang makrofag dan monosit mengeluarkan zat pyrogen-endogen yang merangsang hipotalamus menaikkan suhu tubuh sehingga timbul perasaan dingin, menggigil, dan suhu tubuh yang meningkat. Suhu tubuh yang tinggi menguntungkan karena bakteri dan virus akan lemah sehingga mati pada suhu tinggi.

Metabolisme, reaksi kimia, dan sel-sel darah putih akan lebih aktif dan cepat sehingga mempercepat penyembuhan. Namun, terdapat efek lain dari naiknya suhu tubuh ini. Sakit kepala, pusing, lesu, kejang, dan kerusakan otak permanen yang membahayakan tubuh dapat

a. Kekebalan eksternal
Kekebalan eksternal terdiri dari jaringan epitelium yang melindung tubuh kita (kulit dan kelenjar mukus) beserta sekresi yang dihasilkannya. selain sebagai penghalang masuknya penyakit, epitelium tersebut juga menghasilkan zat-zat pelindung. Misalnya hasil sekresi kulit bersifat asam sehingga beracun bagi bakteri. Air ludah (saliva) dan air mata juga dapat membunuh bakteri. Mukus (lendir) menjebak mikroorganisme sehingga tidak dapat masuk ke dalam saluran pencernaan dan pernapasan.

b. Kekebalan Internal
Kekebalan internal akan melawan bakteri, virus, atau zat-zat asing yang mampu melewati kekebalan eksternal. Kekebalan internal berupa rangsangan kimiawi dan melibatkan sel-sel fagositik, sel natural killer (sel pembunuh alami), protein anti mikroba yang melawan zat asing yang telah masuk dalam tubuh, serta peradangan (inflamasi) dan demam.